Mungkin tak bisa dipungkiri bahwa aku terlahir sebagai anakmu. 9 bulan
engkau mengandungku, hingga ku terlahir ke dunia ini dengan menangis, dan pada
saat itu juga pertama kalinya engkau meneteskan air matamu karenaku, karena
engkau bahagia melihatku.
Perlahan-lahan aku semakin bertumbuh, semakin besar dan bertambah usia,
semua itu terjadi karena engkau rela merawatku tak kenal lelah dan tak kenal
pamrih. Yang ada di benakmu hanyalah, “Aku akan merawatmu hingga engkau, anakku
kelak tumbuh besar dan bisa berguna bagi dunia ini. Tak perlu kamu pikirkan apa
yang kamu makan, karena itu sudah menjadi tanggungjawabku untuk merawatmu.”